BAB 6
DISTRIBUSI NORMAL, DISTRIBUSI T, DAN DISTRIBUSI F
Distribusi normal menggunakan variabel acak kontinu. Distribusi normal
sering
disebut DISTRIBUSI GAUSS. Distribusi ini merupakan salah satu yang paling
penting dan banyak digunakan. Distribusi ini menyerupai BENTUK LONCENG
(BELL SHAPE) dengan nilai rata-rata X sebagai sumbu simetrisnya.
disebut DISTRIBUSI GAUSS. Distribusi ini merupakan salah satu yang paling
penting dan banyak digunakan. Distribusi ini menyerupai BENTUK LONCENG
(BELL SHAPE) dengan nilai rata-rata X sebagai sumbu simetrisnya.
Setelah distribusi normal baku yang didapat dari distribusi normal umum
maka
daftar distribusi normal baku dapat digunakan. Bagian-bagian luas distribusi
normal baku dapat dicari. Caranya adalah :
1. Hitung z sehingga dua desimal
2. Gambarkan kurvanya seperti gambar normal standar
3. Letakkan harga z pada sumbu datar, lalu tarik garis vertikal hingga memotong kurva.
daftar distribusi normal baku dapat digunakan. Bagian-bagian luas distribusi
normal baku dapat dicari. Caranya adalah :
1. Hitung z sehingga dua desimal
2. Gambarkan kurvanya seperti gambar normal standar
3. Letakkan harga z pada sumbu datar, lalu tarik garis vertikal hingga memotong kurva.
4. Luas yang tertera dalam daftar adalah luas daerah antara garis ini
dengan garis tegak di titik nol.
5. Dalam tabel normal cari tempat harga z pada kolom paling kiri hanya satu desimal dan desimal keduanya dicari pada baris paling atas.
6. Dari z di kolom kiri maju ke kanan dan dari z di baris atas turun ke bawah, maka
didapat bilangan yang merupakan luas yang dicari. Bilangan yang didapat harus
dituliskan dalam bentuk 0,xxxx (bentuk 4 desimal).
5. Dalam tabel normal cari tempat harga z pada kolom paling kiri hanya satu desimal dan desimal keduanya dicari pada baris paling atas.
6. Dari z di kolom kiri maju ke kanan dan dari z di baris atas turun ke bawah, maka
didapat bilangan yang merupakan luas yang dicari. Bilangan yang didapat harus
dituliskan dalam bentuk 0,xxxx (bentuk 4 desimal).
A. Distribusi Student (t)
Distribusi dengan variabel acak kontinu lainnya,
selain dari distribusi normal, ialah distribusi student atau distribusi t.
Rumus : t =
Dimana:
=
Rata-rata sampel
m =
rata-rata populasi
s =
simpang baku, populasi
Maka di dapat distribusi harga t dengan persamaan:
f (t) =
dimana:
Mmerupakan bilangan tetap yang besarnya bergantung
pada n sedemikian hingga luas daerah di bawah kurwa sama dengan satu unit.
(n – 1) = m = derajat
kebebasan, biasa disingkat dengan dk
Bentuk grafiknya seperti
distribusi normal baku simetrik terhadap t = 0, sehingga sempitas lalu hampir
tak ada bedanya. Untuk harga n yang besar, biasanya > 30,
distribusi t mendekati distribusi normal.
Untuk
perhitungan-perhitungan, daftar distribusi t sudah disusun dalam daftar.
Distribusi ini ditemukan oleh Gosse t yang menggunakan nama samaran “student”
Contoh:
Untuk n = 20, tentukan t supaya
luas daerah antara t dengan t = 0,9.
Dari grafik dapat dilihat bahwa
luas luas ujung kiri dan luas ujung kanan = 1-0,90 = 0,10
Kedua ujung luasnya sama, mulai
dari t kekanan luasnya = 0,05, mulai dari t kekiri luasnya = 1-0,05 = 0,95.
Jadi untuk m= n-1 = 20 – 1 = 19
dan P = 0,95 didapat harga t = 1,73
Jadi antara t = -1,73 dan t =
1,73 luasnya = 0,90
besar ber
A. Distribusi F
Jika S12 dan
S22 adalah varian-varians dari sampel-sampel acak
independen dengan turut-turut n1 dan n2 yang
berasal dari populasi-populasi normal dengan varians-varians s12 dan s22,
maka distribusi sampling harga S12/ S22 berbentuk
distribusi F dengan derajat kebebasan: dk1 = v1 =
n1 – 1; dk2; v2 = n2 –
1, Distribusi F ini juga mempunyai variabel acak yang kontinu.
Fungsi
densitasnya mempunyai persamaan:
f
(F) = K
dengan variabel
acak F memenuhi batas F > 0, K = bilangan tetap yang harganya bergantung
pada v1 dan v2, sedemikian hingga luas di bawah
kurva sama dengan satu. Kurva distribusi
F tidak simetrik dan umumnya sedikit positif.
Tabel distribusi F
terdapat pada lampiran, daftar tersebut berisikan nilai-nilai F untuk peluang
0,01 dan 0,05 dengan dk v1 dan v2. Peluang ini sama
dengan luas daerah ujung kanan yang diarsir, sedangkan dk = v1 ada
pada baris paling atas dan dk = v2 pada kolom paling kiri untuk
stiap pasang dk v1 dan v2.
daerah ini (0,01
atau 0,05). Untuk tiap dk = v2, daftar terdiri atas dua baris yang
atas untuk peluang P = 0,05 dan yang bawah untuk P = 0,01.Daftar berisikan
harga-harga F dengan kedua luas V
Contoh:
Untuk pasangan dk,
v1 = 8 dan v2= 29 ditulis juga (v1, v2)
= 8,29), maka untuk P = 0,5 didapat F = 2,28 dan 3,20 untuk P = 0,01.
Meskipun daftar yang diberikan hanya untuk peluang P = 0,01 dan P = 0,05,
tetapi sebenarnya masih bisa didapat nilai-nilai F dengan peluang 0,99 dan 0,95
digunakan hubungan:
F(1-P)
(v1, v2) =
Dalam rumus di atas perhatikan
antara P dan 1-P dan pertukaran antara dk (v1, v2)
menjadi (v1, v2)
Contoh:
Telah didapat F0,05(8,29) =
2,28
Maka F0,095 (8,29) =
Telah didapat F0,01
(29,8) = 3,20
Maka F0,099(29,8) =